Selasa, 14 Desember 2010

Legenda Asal Nama Teluk Saleh

Dulu, Kerajaan Pekat dan Tambora makmur. Raja dan rakyat di kerajaan tersebut masih percaya pada roh-roh halus. Kerajaan Dompu, Bima dan Sanggar sudah Islam.
Seorang da’i kelana asal Bagdad datang ke Kerajaan Pekat dan Tambora. Namanya Syekh Saleh Al-Bagdadi. Dia bermaksud mengislamkan masyarakat setempat. Caranya sangat santun. Ajaran agama disampaikan dengan lemah lembut. Syekh mengajarkan Sahadat dan Sholat. Juga memberi tahu soal perbuatan halal dan haram. Antara lain yang tergolong haram adalah memakan bangkai, anjing dan babi. Mulanya Syekh diterima baik. Tapi ternyata itu hanya sikap berpura-pura. Sebagian mereka tidak ingin Syekh mengubah kepercayaan mereka.
Sekali waktu masyarakat Tambora menjamu Syekh. Aneka makanan lezat seperti gulai dihidangkan. Syekh menikmati makan tersebut. Usai makan, masyarakat bertanya, “Bagaimana Syekh, apakah masakan kami enak?”. Syekh menjawab, “Alhamdulillah, sangat enak”. “Gulai yang enak tadi adalah daging anjing,” ujar masyarakat.
Betapa kagetnya Syekh. Dia kecewa dengan masyarakat setempat. Dia mendo’akan supaya Allah memberi ganjaran kepada mereka. Syekh lantas pergi ke barat, arah pesisir Kerajaan Dompu. Tak berapa lama bencana datang. Gunung Tambora meletus. Hujan batu dan abu serta lahar panas menyapu masyarakat di dua kerajaan itu.
Setelah musibah itu, Syekh tetap mendedikasikan hidupnya untuk Islam. Dia mengajarkan masyarakat pesisir sepanjang teluk di Barat Kerajaan Dompu untuk taat pada perintah Allah. Dia menghabiskan hidupnya untuk berdakwah.
Berkat jasa luar biasanya bagi masyarakat pesisir di daerah tersebut, teluk nan indah itu dinamai Teluk Saleh. Nama Syekh menjadi abadi. Sebuah penghormatan yang pantas berkat ilmunya yang bermanfaat.
Dikutip dari Muslimin Hamzah dalam Ensiklopedia Bima, 2004.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More